UNTUK
YANG TERKASIH
Sebuah
titik yang berubah menjadi besar
Semakin
lama semakin lebar
Membuat
kesempurnaan yang berdebar
Berat
lelah, mungkin itu yang terasa
Tapi
tak pernah kau mengeluhkan rasa
Seperti
kangguru yang selalu membawa anaknya
Layaknya
romeo yang selalu mengasihi Juliet kekasihnya
Itulah
hal terindah untukku darinya
Tak
pernah satu kata cacian terlontar dari mulutnya
Hembusan
nafas yang tlah dinantinya dengan sabar
Detak
jantung yang tlah bisa terasa dengan tegar
Penantian
9 bulan yang tlah mendebar
Terbayar
dengan suara tangis yang terdengar
Haru dan bahagia menyelimuti sekujur tubuh
Dengan
bangga kau slalu tanamkan rasa tegar
Membimbingku
menjadi wanita terhebat
Malammu
berubah menjadi siang, siangmu kau ubah menjadi malam
Hanya
untuk menghidupiku dan keluarga
Agar
nafasku tetap terjaga
Banting
tulang tak kenal lelah
Kaulah
yang terkasih, terindah dihati, penghancur laraku
Pengganti
Ayah yang tlah di Surga
Kaulah
Ibuku…
Oleh : Yudiani Susanita
Bait Buat Bunda
Adalah aku yang mengabaikan sabda.
Yang membiarkan saja jatuh air mata.
Yang membiarkan saja jatuh air mata.
Adalah mataku yang terlena megah dunia.
Meski surya usiamu mendekati cakrawala senja.
Meski surya usiamu mendekati cakrawala senja.
Adalah tawamu yang menyejukkan jiwa.
Yang memberi arti hingga maaf menjadi bermakna.
Yang memberi arti hingga maaf menjadi bermakna.
Adalah senyummu yang menjadi pendar cahaya.
Dan ucapanmu yang menjelma doa.
Dan ucapanmu yang menjelma doa.
Adalah peluhmu yang membungkam dunia.
Karna menyulap setiap mimpi menjadi nyata.
Karna menyulap setiap mimpi menjadi nyata.
Adalah puisi yang indah diksinya.
Yang mengabadikan setiap cintamu dalam pintalan metafora.
Yang mengabadikan setiap cintamu dalam pintalan metafora.
Untukmu tak pernah ku mengubur cinta.
Meski dipendam dalam diam diantara lumpur dusta.
Oleh: Faqih HindamiMeski dipendam dalam diam diantara lumpur dusta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar